R
|
ealita
yang di hadapi oleh Mahasiswa
Sekarang ini, saya
sering menjumpai mahasiswa yang tidak melakukan tugas mereka sesuai dengan yang
diharapkan oleh kedua orang tua mereka. orang tua mereka bekerja keras demi
melihat anak mereka lulus dan menjadi sarjana. Semua orang tua pasti bangga
bisa memberikan pendidikan yang terbaik umtuk anak-anak mereka. tetapi kadang
tidak semua anak-anak itu mengerti akan impian dari kedua orang tua mereka.
mereka yang sudah di masukkan ke universitas yang tidak semua anak Indonesia
bisa duduk di bangku kuliah, tetapi mereka malah cabut ke mall atau bahkan ke
warnet untuk main game. Atau titip absen. Atau hanya di rumah, dengan alasan
malas berangkat ke tempat mereka kuliah padahal semua fasilitas sudah mereka
dapatkan dari kedua orang tua mereka. Bhakan mereka hanya masuk saat ada quiz atau
saat ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS).
Tidakkah terpintas
dipikiran mereka, bagaimana sedih dan kecewanya orang tua mereka saat tau apa
yang mereka lakukan ? dan tidakkah mereka menyesal kelak, saat mereka lulus dan
sarjana nanti, apakah mereka tau betapa sulit dan ketatnya persaingan dunia
kerja sekarang. Sebenarnya ada faktor lain yang mungkin menyebabkan mereka jadi
malas ke tempat kuliah, mungkin salah satu alasannya adalah mereka tidak nyaman
atau tidak cocok dengan teman-teman kuliah mereka sekarang ini. Entah itu tidak
cocok dalam bahasa pergaulan, cara berfikir atau cara mereka bersaing dalam
mendapatkan nilai. Tidak dapat di pungkiri, bahkan persaingan dalam mendapatkan
nilai, tidak semua-nya “jujur”. Banyak mahasiswa yang mengunakan cara-cara yang
cenderung licik atau merugikan teman mereka sendiri. Contohnya bila ada salah
satu mahasiswa yang di beri amanat oleh dosen untuk memberitahu teman yang lain
untuk menyebarkan materi tambahan dari dosen, tetapi mahasiswa itu tidak
melaksanakan amanat yang di berikan. Ada juga mahasiswa yang mendapat tugas
kelompok, tetapi ada satu anggota kelompok yang mungkin dia paling pintar
sehingga dia hanya mengerjakan tugas itu sendiri dan tidak mau bekerja sama
dengan anggota kelompok yang lain. Sungguh sangat miris melihat sifat dari para
mahasiswa ini.
Saya sendiri pun
mendapatkan teman-teman seperti itu. Ya bukan berarti semua mahasiswa memiliki
sifat seperti di atas. Masih ada teman-teman mahasiswa yang setia kawan. Yang
bisa dijadikan “partner” dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah. Tetapi,
terkadang saya berfikir bagaimana orang-orang atau mahasiswa yang memiliki
sifat seperti itu memberikan kontribusi kepada masyarakat luas ? bisakah mereka
di anggap sebagai salah satu “sampah mayarakat” ? yang menjadi “duri” atau
“racun” dalam masyarakat. Memang kita tidak boleh membalas perbuatan mereka
yang kurang menyenangkan itu. Tetapi kita cukup menyerahkan apa yang mereka
lakukan kepada Yang Maha Kuasa. Dan kita cukup membalas perbuatan mereka dengan
prestasi yang kita buat dan tentunya tidak menggunakan cara-cara “licik” yang
mereka lakukan kepada kita. Dan jangan mengorbankan kuliah kalian, yang tentu
saja kalian juga akan membuat orang tua kalian sedih dan kecewa. :)
Keep spirit
....................................................................................
!!!!!!!! :D
Nb : maaf bila ada
kata-kata yang kurang menyenangkan. Dan bila ada yang tersindir dengan artikel
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar