Jumat, 16 November 2012

Realita yang di hadapi oleh Mahasiswa



R
ealita yang di hadapi oleh Mahasiswa

Sekarang ini, saya sering menjumpai mahasiswa yang tidak melakukan tugas mereka sesuai dengan yang diharapkan oleh kedua orang tua mereka. orang tua mereka bekerja keras demi melihat anak mereka lulus dan menjadi sarjana. Semua orang tua pasti bangga bisa memberikan pendidikan yang terbaik umtuk anak-anak mereka. tetapi kadang tidak semua anak-anak itu mengerti akan impian dari kedua orang tua mereka. mereka yang sudah di masukkan ke universitas yang tidak semua anak Indonesia bisa duduk di bangku kuliah, tetapi mereka malah cabut ke mall atau bahkan ke warnet untuk main game. Atau titip absen. Atau hanya di rumah, dengan alasan malas berangkat ke tempat mereka kuliah padahal semua fasilitas sudah mereka dapatkan dari kedua orang tua mereka. Bhakan mereka hanya masuk saat ada quiz atau saat ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). 

Tidakkah terpintas dipikiran mereka, bagaimana sedih dan kecewanya orang tua mereka saat tau apa yang mereka lakukan ? dan tidakkah mereka menyesal kelak, saat mereka lulus dan sarjana nanti, apakah mereka tau betapa sulit dan ketatnya persaingan dunia kerja sekarang. Sebenarnya ada faktor lain yang mungkin menyebabkan mereka jadi malas ke tempat kuliah, mungkin salah satu alasannya adalah mereka tidak nyaman atau tidak cocok dengan teman-teman kuliah mereka sekarang ini. Entah itu tidak cocok dalam bahasa pergaulan, cara berfikir atau cara mereka bersaing dalam mendapatkan nilai. Tidak dapat di pungkiri, bahkan persaingan dalam mendapatkan nilai, tidak semua-nya “jujur”. Banyak mahasiswa yang mengunakan cara-cara yang cenderung licik atau merugikan teman mereka sendiri. Contohnya bila ada salah satu mahasiswa yang di beri amanat oleh dosen untuk memberitahu teman yang lain untuk menyebarkan materi tambahan dari dosen, tetapi mahasiswa itu tidak melaksanakan amanat yang di berikan. Ada juga mahasiswa yang mendapat tugas kelompok, tetapi ada satu anggota kelompok yang mungkin dia paling pintar sehingga dia hanya mengerjakan tugas itu sendiri dan tidak mau bekerja sama dengan anggota kelompok yang lain. Sungguh sangat miris melihat sifat dari para mahasiswa ini. 

Saya sendiri pun mendapatkan teman-teman seperti itu. Ya bukan berarti semua mahasiswa memiliki sifat seperti di atas. Masih ada teman-teman mahasiswa yang setia kawan. Yang bisa dijadikan “partner” dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah. Tetapi, terkadang saya berfikir bagaimana orang-orang atau mahasiswa yang memiliki sifat seperti itu memberikan kontribusi kepada masyarakat luas ? bisakah mereka di anggap sebagai salah satu “sampah mayarakat” ? yang menjadi “duri” atau “racun” dalam masyarakat. Memang kita tidak boleh membalas perbuatan mereka yang kurang menyenangkan itu. Tetapi kita cukup menyerahkan apa yang mereka lakukan kepada Yang Maha Kuasa. Dan kita cukup membalas perbuatan mereka dengan prestasi yang kita buat dan tentunya tidak menggunakan cara-cara “licik” yang mereka lakukan kepada kita. Dan jangan mengorbankan kuliah kalian, yang tentu saja kalian juga akan membuat orang tua kalian sedih dan kecewa. :)

Keep spirit .................................................................................... !!!!!!!! :D

Nb : maaf bila ada kata-kata yang kurang menyenangkan. Dan bila ada yang tersindir dengan artikel ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar