Oleh Clara Moskowitz, Penulis Senior LiveScience | LiveScience.com
Meskipun
mereka adalah salah satu spesies hewan yang paling dicintai di Bumi,
panda tidak terlindung dari pengaruh buruk akibat perubahan iklim.
Menurut
sebuah studi baru, peningkatan suhu yang diperkirakan akan terjadi di
Cina selama satu abad ke depan akan berdampak serius pada tanaman bambu,
yang menjadi sumber makanan utama panda.
Hanya jika bambu dapat
dipindahkan ke habitat baru yang terletak di daerah lebih tinggi, maka
akan ada kesempatan bagi panda untuk bertahan.
Namun, jika program konservasi berjalan terlalu lambat, manusia dan
aktivitasnya bisa merebut semua habitat baru yang mampu mendukung
pertumbuhan bambu di dunia yang semakin panas tersebut.
"Hal ini
sulit, tapi saya pikir masih ada harapan, jika kita mengambil tindakan
sekarang," ujar anggota tim peneliti, Jianguo Liu, seorang ilmuwan di
Michigan State University. "Jika kita menunggu, maka kita bisa-bisa
terlambat."
Para peneliti menggunakan berbagai model perubahan
iklim untuk memproyeksikan masa depan tiga jenis bambu di wilayah
Qinling Mountain di China, yang mewakili sekitar seperempat total
habitat panda yang tersisa. Model tersebut memberikan prediksi spesifik
yang berbeda, tetapi semuanya memperkirakan kenaikan suhu dalam satu
abad ke depan.
Hasil penelitian menunjukkan, jika bambu dibatasi
dengan wilayah distribusi seperti saat ini, sekitar 80-100 persen bambu
akan menghilang pada akhir abad ke-21, karena bambu tidak akan bisa
tumbuh pada suhu yang semakin meningkat.
Jika bambu bisa
dipindahkan ke daerah yang lebih dingin (yang akan mencapai suhu yang
sama seperti habitat bambu saat ini, bahkan ketika terjadi pemanasan),
maka masih ada harapan. Namun, itu semua masih tergantung pada sejauh
mana manusia dapat mengurangi perubahan iklim dengan membatasi emisi gas
rumah kaca di masa depan.
"Semua model yang ada cukup konsisten —
kecenderungan umumnya adalah sama," ujar Liu kepada LiveScience.
"Perbedaannya adalah tingkat perubahan. Bahkan dengan skenario paling
optimis, ketika kita membiarkan bambu untuk tumbuh di mana saja, masih
ada konsekuensi yang sangat parah.. Tentu saja, jika bambu tidak
memiliki tempat untuk tumbuh, maka habitat panda akan hilang dengan
cepat. "
Banyak panda di alam liar saat ini tinggal di cagar alam yang
dilindungi. Namun, hampir semua tanah di cagar alam tersebut tidak akan
cocok bagi bambu jika temperatur dunia naik seperti yang diperkirakan.
Namun
jika ahli pelestarian merencanakan mempercepat pemindahan cagar alam
yang sejalan dengan perubahan habitat bambu, maka masih ada kemungkinan
untuk melestarikan tanah yang diperlukan untuk habitat panda.
Perubahan
iklim bukanlah satu-satunya tantangan yang dihadapi panda raksasa, yang
merupakan salah satu spesies paling langka di dunia, ujar seorang
peneliti. Kegiatan manusia sangat membatasi habitat binatang dan
ketergantungan mereka pada satu sumber makanan. Makanan yang tidak
bernutrisi atau tidak kaya energi, tidak akan membantu.
Selain
habitat asli mereka di Cina, panda hidup di kebun binatang di seluruh
dunia dan pusat penangkaran. Tapi Liu tidak memperkirakan masa depan
yang cerah bagi panda jika mereka kehilangan habitat liar mereka.
"Untuk
benar-benar melindungi panda, Anda tidak bisa hanya menempatkan
[mereka] di pusat penangkaran atau kebun binatang," ujarnya, dan
memberi catatan bahwa keragaman genetik hewan akan menjadi korban, dan
isu-isu lainnya. "Hal itu bukanlah solusi jangka panjang."
Hasil dari studi tersebut dipublikasikan dalam jurnal “Nature Climate Change” edisi 11 November.
sumber : id.berita.yahoo.com/bambu-favorit-panda-mungkin-akan-punah-akibat-perubahan-iklim-20121114.html
Jumat, 16 November 2012
Bambu Favorit Panda Mungkin Akan Punah Akibat Perubahan Iklim
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar