Kamis, 24 Februari 2011

Jam Karet

Istilah “jam karet” tentu sudah tidak asing di telingga masyarakat indonesia, arti dari istilah “jam karet” itu sendiri pun menurut saya sama dengan datang terlambat baik ke acara-acara formal maupun non formal. Istilah “jam karet” pun seakan sudah menjadi suatu budaya tersendiri di indonesia. Tentu saja ini bukan suatu budaya yang baik apalagi sampai mewarisi budaya ini dari satu generasi ke generasi berikutnya.   Tetapi sepertinya masyarakat indonesia seakan sudah terbiasa dengan budaya yang kurang baik ini. Budaya “jam karet” pun tentu memiliki dampak yang buruk baik kepada perseorangan atau kepada masyarakat luas. Contoh dari dampak yang dapat ditimbulkan dari budaya ini yaitu berkurangnya rasa saling percaya baik kepada setiap individu atau kelompok, bahkan dampak ini juga bisa memberikan image buruk kepada negara, khusunya negara kita (Indonesia). Dampak buruk kepada negara kita contohnya bisa mengurangi rasa kepercayaan negara-negara lain kepada bangsa Indonesia dan negara kita dapat di pandang sebelah mata oleh negara lain. Tentu saja kita tidak menginginkan hal ini terjadi. Dengan contoh dampak yang bisa terjadi tersebut, apakah kita akan tetap mempertahankan budaya ini ? Tentu tidak bukan ?

            Sebenarnya kita bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan budaya kurang baik ini, contohnya dengan cara kita menghargai waktu dengan sebaik-baiknya, berusaha untuk dapat datang ke acara-acara tepat waktu atau bila masalah terbesarnya kita sering bangun kesiangan kita dapat menyetel alarm bila perlu sampai menyetel alarm lebih dari 1 alarm ^.^ . bukankah bila kita menghilangkan budaya “jam karet” ini, banyak keuntungan yang kita dapat ? selain kita bisa lebih berkonsentrasi pada sesuatu hal kita juga dapat menghemat waktu dan menyiapkan segala sesuatunya lebih matang. Contohnya saat kita akan melamar pekerjaan atau akan memulai ujian, dengan kita datang lebih awal kita bisa sekedar beristirahat sebentar atau bisa mengulang-ngulang pelajaran bila kita akan menghadapi ujian atau kita bisa sekedar merapikan penampilan bila kita akan melamar pekerjaan. Contoh tersebut baru sebagian kecil keuntungan yang akan kita dapatkan bila kita mengahargai waktu.  Lantas apakah kita akan tetap mempertahankan budaya “jam karet” yang jelas-jelas merugikan kita ? dan juga berdampak tidak baik untuk negara kita, karena dengan kita tetap mempertahankan budaya “jam karet” ini bukan hal yang mustahil dapat menghambat perkembangan untuk negara kita sendiri. Tentu kita tidak mau bukan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar