Jumat, 16 November 2012

Bambu Favorit Panda Mungkin Akan Punah Akibat Perubahan Iklim

Oleh Clara Moskowitz, Penulis Senior LiveScience |  LiveScience.com

Meskipun mereka adalah salah satu spesies hewan yang paling dicintai di Bumi, panda tidak terlindung dari pengaruh buruk akibat perubahan iklim.

Menurut sebuah studi baru, peningkatan suhu yang diperkirakan akan terjadi di Cina selama satu abad ke depan akan berdampak serius pada tanaman bambu, yang menjadi sumber makanan utama panda.

Hanya jika bambu dapat dipindahkan ke habitat baru yang terletak di daerah lebih tinggi, maka akan ada kesempatan bagi panda untuk bertahan.

 

Namun, jika program konservasi berjalan terlalu lambat, manusia dan aktivitasnya bisa merebut semua habitat baru yang mampu mendukung pertumbuhan bambu di dunia yang semakin panas tersebut.

"Hal ini sulit, tapi saya pikir masih ada harapan, jika kita mengambil tindakan sekarang," ujar anggota tim peneliti, Jianguo Liu, seorang ilmuwan di Michigan State University. "Jika kita menunggu, maka kita bisa-bisa terlambat."

Para peneliti menggunakan berbagai model perubahan iklim untuk memproyeksikan masa depan tiga jenis bambu di wilayah Qinling Mountain di China, yang mewakili sekitar seperempat total habitat panda yang tersisa. Model tersebut memberikan prediksi spesifik yang  berbeda, tetapi semuanya memperkirakan kenaikan suhu dalam satu abad ke depan.

Hasil penelitian menunjukkan, jika bambu dibatasi dengan wilayah distribusi seperti saat ini, sekitar 80-100 persen bambu akan menghilang pada akhir abad ke-21, karena bambu tidak akan bisa tumbuh pada suhu yang semakin meningkat.

Jika bambu bisa dipindahkan ke daerah yang lebih dingin (yang akan mencapai suhu yang sama seperti habitat bambu saat ini, bahkan ketika terjadi pemanasan), maka masih ada harapan. Namun, itu  semua masih tergantung pada sejauh mana manusia dapat mengurangi perubahan iklim dengan membatasi emisi gas rumah kaca di masa depan.

"Semua model yang ada cukup konsisten — kecenderungan umumnya adalah sama," ujar Liu kepada LiveScience. "Perbedaannya adalah tingkat perubahan. Bahkan dengan skenario paling optimis, ketika kita membiarkan bambu untuk tumbuh di mana saja, masih ada konsekuensi yang sangat parah..  Tentu saja, jika bambu tidak memiliki tempat untuk tumbuh, maka habitat panda akan hilang dengan cepat. "



Banyak panda di alam liar saat ini tinggal di cagar alam yang dilindungi. Namun, hampir semua tanah di cagar alam tersebut tidak akan cocok bagi bambu jika temperatur dunia naik seperti yang diperkirakan.

Namun jika ahli pelestarian merencanakan mempercepat pemindahan cagar alam yang sejalan dengan  perubahan habitat bambu, maka masih ada kemungkinan untuk melestarikan tanah yang diperlukan untuk habitat panda.

Perubahan iklim bukanlah satu-satunya tantangan yang dihadapi panda raksasa, yang merupakan salah satu spesies paling langka di dunia, ujar seorang peneliti. Kegiatan manusia sangat membatasi habitat binatang dan ketergantungan mereka pada satu sumber makanan. Makanan yang tidak bernutrisi atau tidak kaya energi, tidak akan membantu.

Selain habitat asli mereka di Cina, panda hidup di kebun binatang di seluruh dunia dan pusat penangkaran. Tapi Liu tidak memperkirakan masa depan yang cerah bagi panda jika mereka kehilangan habitat liar mereka.

"Untuk benar-benar melindungi panda, Anda tidak bisa hanya menempatkan [mereka] di pusat  penangkaran atau kebun binatang," ujarnya, dan memberi catatan bahwa keragaman genetik hewan akan menjadi korban, dan isu-isu lainnya. "Hal itu bukanlah solusi jangka panjang."

Hasil dari studi tersebut dipublikasikan dalam jurnal “Nature Climate Change” edisi 11 November.

sumber : id.berita.yahoo.com/bambu-favorit-panda-mungkin-akan-punah-akibat-perubahan-iklim-20121114.html

Realita yang di hadapi oleh Mahasiswa



R
ealita yang di hadapi oleh Mahasiswa

Sekarang ini, saya sering menjumpai mahasiswa yang tidak melakukan tugas mereka sesuai dengan yang diharapkan oleh kedua orang tua mereka. orang tua mereka bekerja keras demi melihat anak mereka lulus dan menjadi sarjana. Semua orang tua pasti bangga bisa memberikan pendidikan yang terbaik umtuk anak-anak mereka. tetapi kadang tidak semua anak-anak itu mengerti akan impian dari kedua orang tua mereka. mereka yang sudah di masukkan ke universitas yang tidak semua anak Indonesia bisa duduk di bangku kuliah, tetapi mereka malah cabut ke mall atau bahkan ke warnet untuk main game. Atau titip absen. Atau hanya di rumah, dengan alasan malas berangkat ke tempat mereka kuliah padahal semua fasilitas sudah mereka dapatkan dari kedua orang tua mereka. Bhakan mereka hanya masuk saat ada quiz atau saat ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). 

Tidakkah terpintas dipikiran mereka, bagaimana sedih dan kecewanya orang tua mereka saat tau apa yang mereka lakukan ? dan tidakkah mereka menyesal kelak, saat mereka lulus dan sarjana nanti, apakah mereka tau betapa sulit dan ketatnya persaingan dunia kerja sekarang. Sebenarnya ada faktor lain yang mungkin menyebabkan mereka jadi malas ke tempat kuliah, mungkin salah satu alasannya adalah mereka tidak nyaman atau tidak cocok dengan teman-teman kuliah mereka sekarang ini. Entah itu tidak cocok dalam bahasa pergaulan, cara berfikir atau cara mereka bersaing dalam mendapatkan nilai. Tidak dapat di pungkiri, bahkan persaingan dalam mendapatkan nilai, tidak semua-nya “jujur”. Banyak mahasiswa yang mengunakan cara-cara yang cenderung licik atau merugikan teman mereka sendiri. Contohnya bila ada salah satu mahasiswa yang di beri amanat oleh dosen untuk memberitahu teman yang lain untuk menyebarkan materi tambahan dari dosen, tetapi mahasiswa itu tidak melaksanakan amanat yang di berikan. Ada juga mahasiswa yang mendapat tugas kelompok, tetapi ada satu anggota kelompok yang mungkin dia paling pintar sehingga dia hanya mengerjakan tugas itu sendiri dan tidak mau bekerja sama dengan anggota kelompok yang lain. Sungguh sangat miris melihat sifat dari para mahasiswa ini. 

Saya sendiri pun mendapatkan teman-teman seperti itu. Ya bukan berarti semua mahasiswa memiliki sifat seperti di atas. Masih ada teman-teman mahasiswa yang setia kawan. Yang bisa dijadikan “partner” dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah. Tetapi, terkadang saya berfikir bagaimana orang-orang atau mahasiswa yang memiliki sifat seperti itu memberikan kontribusi kepada masyarakat luas ? bisakah mereka di anggap sebagai salah satu “sampah mayarakat” ? yang menjadi “duri” atau “racun” dalam masyarakat. Memang kita tidak boleh membalas perbuatan mereka yang kurang menyenangkan itu. Tetapi kita cukup menyerahkan apa yang mereka lakukan kepada Yang Maha Kuasa. Dan kita cukup membalas perbuatan mereka dengan prestasi yang kita buat dan tentunya tidak menggunakan cara-cara “licik” yang mereka lakukan kepada kita. Dan jangan mengorbankan kuliah kalian, yang tentu saja kalian juga akan membuat orang tua kalian sedih dan kecewa. :)

Keep spirit .................................................................................... !!!!!!!! :D

Nb : maaf bila ada kata-kata yang kurang menyenangkan. Dan bila ada yang tersindir dengan artikel ini.

Minggu, 11 November 2012

Hari Pahlawan, masihkah kaum muda sekarang mengingat hari ini ?



H
ari Pahlawan, masihkah kaum muda sekarang mengingat hari ini ?

ari ini tepat tanggal 10 November 2012 dimana hari ini merupakan salah satu hari nasional yang di miliki bangsa ini. Ya, hari dikenal dengan hari pahlawan. Dimana hari ini dibuat untuk mengenang jasa pahlawan.  Dimana mereka telah memberikan sumbangsih yang sangat besar sehingga bangsa ini bisa menjadi bangsa yang berdiri sendiri dan terbebas dari penjajahan. Dimana mereka berjuang tak kenal henti, mengorbankan jiwa dan raga mereka hanya untuk satu tujuan yaitu terbentuknya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Mereka dengan gagah berani terus berjuang melawan kejamnya penjajah. Dimana saat itu mereka tidak mempunyai senjata yang modern untuk menyeimbangkan kemampuan mereka untuk melawan atau hanya mengertak agar musuh takut. Senjata yang mereka punya hanya bambu runcing dan senjata yang seadanya, tetapi mereka tetap berjuang untuk mengusir penjajah, untuk membebaskan bangsa ini dari kejamnya penjajah dan mereka juga tidak ingin generasi mereka selanjutnya merasakan hal yang sama seperti yang mereka rasakan. Betapa besarnya perjuanggan mereka bukan ?

Tapi apakah kita sebagai generasi muda sudah memberikan yang terbaik untuk membalas jasa para pahlawan kita dulu ? apakah generasi sekarang masih menghargai jasa mereka ? saya sendiri menjawab belum. Tadi pagi saya menonton sebuah acara yang di liput oleh salah satu stasiun tv swasta yang cukup terkenal, mereka meliput dan menyiarkan upacara  untuk memperingati hari pahlawan, disana ada seorang repoter yang sedang mewawancarai seorang veteran, mungkin veteran itu  telah berumur 80’an tahun. Tetapi ia tetap semangat mengikuti acara upacara tersebut yang dipimpin langsung oleh bapak Presiden  Indonesia ini. Jujur saat saya menonton acara tersebut, saya merasa malu karna beliau yang usianya sudah sangat “senja” masih bersemangat mengikuti rangkaian upacara tersebut, tetapi saya sendiri dulu saat masih duduk di bangku sekolah terkadang malas mengikuti upacara bendera yang diadakan setiap hari senin pagi. Saya sendiripun sekarang merasa belum bisa membalas jasa mereka.  Dan  jika para pahlawan lalu yang telah berjuang untuk bangsa ini, sampai mereka mengorbankan nyawa mereka dan bisa bangun untuk melihat keadaan bangsa yang dulu mereka perjuangkan sampai titik darah penghabisan, bangsa yang mereka sangat cintai ini tengah dirundung banyak masalah. Terlebih dengan kaum muda yang sekarang kebanyakan telah melupakan jasa mereka, jikalau mereka bisa kembali hidup dan bertanya kepada kita, apakah kita bisa menjawab dan menjelaskan pertanyaan mereka ? 

Memang tidak semua generasi muda yang melupakan jasa dan pengorbanan para pahlawan, masih ada generasi muda yang berusaha memberikan sumbangsih kepada negeri ini, entah itu melalui lomba-lomba internasional dengan menjadi wakil negeri ini, lalu mencitai produk Indonesia, tetap melestarikan dan mencitai kebudayaan negeri ini. Banyak hal yang sebenarnya bisa kita lakukan sebagai generasi muda untuk membalas jasa para pahlawan kita,  tergantung bagaimana niat dari diri kita sendiri sebagai generasi muda untuk melanjutkan perjuangan mereka. saya sendiri pun akan berjuang untuk membalas jasa pahalawan, melalui tulisan-tulisan dan berusaha memberikan sumbangsih dalam bentuk nyata.  Bagaimana dengan kalian ? apakah kalian sudah terketuk pintu hatinya untuk membalas jasa para pahlawan kita ? 

Mencintai Lingkungan, Menjaga Alam Jakarta



Sejak beberapa tahun yang lalu, pemerintah sedang gencar melaksanakan program Go Green. Dimana acara itu untuk mengajak masyarakat untuk lebih menjaga dan mencintai lingkungan dan membuat ruang hijau untuk mengurangi pemanasan global yang semakin parah. Tidak hanya pemerintah yang berusaha untuk mengajak masyarakat lebih memperhatikan lingkungan, tetapi elemen-elemen atau organisasi-organisasi atau LSM yang di bentuk oleh masyarakat juga ikut mendukung program yang di laksanakan oleh pemerintah tersebut.

Salah satu organisasi atau LSM yang juga turut menjaga lingkungan contohnya adalah Trashi. Trashi adalah komunitas sukarelawan bidang pendidikan lingkungan, agar MuDAers berperan lebih besar pada pelestarian lingkungan. Selalin itu Trashi bertujuan menciptakan lingkungan nyaman dengan mendorong pendidikan lingkungan dan memanfaatkan ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta. Komunitas yang bermarkas di Bendungan Hilir, Jakarta, ini mengajak MuDAers mencintai lingkungan lewat beragam kegiatan, seperti mengenal ekosistem hutan mangrove Muara Angke di pesisir utara Jakarta. Mereka juga membersihkan sampah; mengamati hewan di lokasi itu; membuat workshop keranjang dari barang bekas, seperti kertas koran dan membuat kampanye cinta lingkungan dengan beragam cara.

Contoh bentuk acara nyatanya 

Kegiatan yang di lakukan oleh Trashi sangat beragam. Baru-baru ini tepatnya saat Akhir pekan Oktober lalu, sejak pagi beberapa fotografer dari Indonesia Wildlife Photography sudah menempati posisi untuk membidik burung di Suaka Margasatwa Muara Angke, Jakarta.

Indonesia Wildlife Photography (IWP) digandeng Transformasi Hijau (Trashi) ikut berkampanye tentang pendidikan lingkungan. Saat itu sedang berlangsung kegiatan ”Pelatihan, Survei, dan Kampanye Burung Endemik” di Jakarta.

Bukti keberhasilan Trashi

Saat ini trashi memiliki 30 anggota aktif dan ratusan anggota pasif. Terbukti organisasi yang di bentuk pada tahun 2009 ini sudah mendapat legalitas satu tahun setelah organisasi ini di bentuk. Dan mereka sukses mengajak kaum muda untuk lebih mencintai lingkungan. Salah satu anggota yang merasakan dampak positif menjadi anggota trashi adalah Arinta, salah satu murid dari salah satu SMA di jakarta ini berpendapat : 

”Awalnya saya enggak peduli lingkungan, tetapi lama-lama merasa enggak enak juga dengan panas dan polusi Jakarta. Saya jadi tertarik bergabung dengan duta lingkungan dari SMA-SMA lain dalam TGG”.

Bagi Arinta, kondisi lingkungan Jakarta bisa dibilang akan lumpuh. ”(Jakarta) lumpuh karena semua tempat sudah padat dengan gedung bertingkat. Tak banyak tempat di (Jakarta), di mana anak-anak muda bisa bermain dan berkreasi,” ujarnya.

Nah, asyik juga, kan, ikut kegiatan pendidikan lingkungan. MuDAers bisa menambah pengetahuan, teman, dan perubahan lingkungan hidup. 

So, sudah terbuktikan dampak positifnya. Ayooo kita ajak teman-teman lain agar lebih menjaga dan mencintai lingkungan, bisa juga bergabung dengan LSM atau organisasi-organisasi yang sudah ada sekarang ini. 


Sumber: //edukasi.kompas.com/read/2012/11/10/13255693/Mencintai.Lingkungan.Menjaga.Alam.Jakarta?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp